Pengertian anekdot serta contoh soal
A. Pengertian Teks Anekdot
Kata Anekdot berasal dari bahasa Yunani yang artinya tidak diterbitkan atau tidak dikeluarkan". Pada awalnya, seorang penulis biografi dari Justinian I membuat karya berjudul Anekdota, yang dapat diartikan sebagai catatan yang tidak diterbitkan atau kisah rahasia.
BACA JUGA : MATERI LENGKAP TEKS NEGOSIASI : HAKIKAT,STRUKTUR,DLL
Catatan ini berisi kumpulan kejadian-kejadian singkat dari kehidupan pribadi dari istana Bizantin.
Pada perkembangannya, istilah anekdot dipakai untuk mengacu setiap kisah singkat yang digunakan untuk menekankanatau mengilustrasikan nilai humor dalam sebuah kejadian yang dialami seseorang atau penulis.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia
Anekdot adalah cerita singkat yang menarik karena lucu dan mengesankan yang pada awalnya, anekdot berisi tentang humor singkat yang dialami tokoh ternama berdasarkan kejadian yang sebenarnya.
Namun, dalam perkembangannya anekdot juga melibatkan orang-orang yang tidak terkenal atau masyarakat pada umumnya.
Isi yang terkandung dalam sebuah anekdot bersifat menghibur dan memang salah satu tujuannya adalah menghibur pembaca.
Akan tetapi, anekdot bukanlah lelucon karena tujuan utamanya adalah tidak hanya untuk membangkitkan tawa, tetapi untuk mengungkapkan suatu kebenaran yang lebih umum daripada kisah singkat itu sendiri.
Teks anekdot sering juga disebut dengan cerita jenaka.
Sebuah anekdot tercipta biasanya karena orang jenuh dengan keseriusan, menginginkan suasana yang lebih segar, meskipun terkadang anekdot juga perlu menjadi kajian secara Psikilogis maupun Sosiologis karena ternyatabdalam anekdot itu meskipun ada unsur tawa dan lucu tapi banyak juga berisi sindiran.
BACA JUGA : 9 APLIKASI NONTON VIDEO 2022 TERBUKTI ANTI VPN & ADS!!
- Sifat (watak) tokoh yang terlalu bodoh atau terlalu pintar.
- Adanya Unsur-Unsur kebetulan dalam cerita.
- Kelucuan ditimbulkan dari cerita itu sendiri.
- Menggunakan Permainan kata-kata yang bersifat lucu.
- Nama dari tokoh melambangkan sifat-sifat tokoh.
Jenis teks anekdot ada beraneka ragam. Ada anekdot yang berisi cerita yang lucu, cerita ainspiratif, dan cerita fiktiflimajinatif. Untuk lebih memahaminya bacalah teks anekdot berikut!
Seratus Ungkapan Semanis Madu
Setelah lulus dari ujian negara di Beijing, seorang pria muda ditunjuk sebagai pejabat pemerintahan ibu kota provinsi. Dia pergi untuk mengucapkan selamat tinggal kepada mentomya, seorang menteri pemerintahan senior.
"Bekerja di lokasi provinsi seperti itu tidaklah mudah. Kamu harus berhati-hati."
"Baiklah. Terima kasih bapak," kata anak muda itu."
"Mohon jangan khawatir. Saya telah menyiapkan seratus ungkapan semanis madu dibenak saya. Kalau nanti saya bertemu dengan pejabat di sana, saya akan menggunakannya, Dia pasti akan senang."
"Bagaimana kamu dapat melakukan hal itu?" tanya mentor itu dengan tidak senang.
"Kita adalah pena sejati". Kita mempunyai prinsip. Kita seharusnya tidak menggunakan sanjungan Sang murid menjawab,
"Sayangnya, pada kenyataannya kebanyakan orang senang disanjung. Hanya beberapa pria yang benar-benar sejati seperti Anda yang tidak menyukai sanjungan."
"Mungkin kamu benar," mentornya mengangguk sambil tersenyum.
Kemudian pria ini menceritakan kejadian itu kepada temannya, "Saya sudah menggunakan satu dari persediaan saya." Sekarang saya masih memiliki sembilan puluh sembilan ungkapan yang tersisa.
Sumber: diambil seperlunya dari Kisah-Kisah Kebijaksanaan China Klasik.
B. Struktur Teks Anekdot
Anekdot adalah sebuah teks yang berisi pengalaman berkesan dari seseorang. Anekdot juga bisa merupakan cerita kreasi yang merupakan hasil imajinasi seorang penulis untuk menyampaikan sebuah kritik sosial atau nilai-nilai tertentu yang dikemas dalam kisah humor.
BACA JUGA : RAGAM TEKS DAN KARAKTERISTIKNYA : TEKS HASIL OBSERVASI, TEKS....
Pengalaman yang tidak biasa tersebut disampaikan kepada orang lain dengan tujuan untuk menghibur si pembaca.
Dalam menjalankan tujuan tersebut, teks anekdot disusun dalam 5 Struktur Utama, yaitu Abstraksi (penggambaran), Orientasi (pembukaan), Krisis (kegentingan), Reaksi (kejadian), dan Koda (penutup).
1. Abstraksi (Penggambaran)
Abstrak (penggambaran) adalah bagian di awal paragraf yang berfungsi memberi gambaran tentang isi teks. Biasanya bagian ini menunjukkan hal unik yang akan diceritakan lebih lanjut di dalam teks tersebut.
Beberapa abstrak dari teks anekdot diawali dengan kalimat tanya. Akan tetapi, tidak semua abstrak dari teks anekdot menggunakan kalimat tanya.
2. Orientasi (Pembukaan)
Orientasi (pembukaan) adalah bagian yang menunjukkan awal kejadian cerita atau latar belakang bagaimana sebuah peristiwa terjadi. Pada bagian ini, penulis menceritakan siapa, kapan, dan di mana sebuah kejadian terjadi
3. Krisis (Kegentingan)
Krisis (kegentingan) adalah bagian dari cerita di mana terjadi ketimpangan antara tokoh utama cerita dengan tokoh yang lainnya.
Masalah yang diangkat dalam krisis selalu bersifat unik dan pada umumnya dilhami oleh kisah nyata yang benar-benar terjadi.
4. Reaksi (Kejadian)
Reaksi (kejadian) adalah respon atau tindakan yang diambil seorang tokoh dalam menghadapi sebuah krisis yang terjadi. Pada tahap inilah pada umumnya ide kreatif seorang penulis ditekankan.
Bagian ini pula yang pada umumnya memuat irama humor yang lucu atau mengesankan.
5. Koda (Penutup)
Koda (penutup) merupakan bagian akhir dari sebuah teks anekdot. Koda berisi penyelesaian cerita atau bisa juga berupa simpulan yang dapat diambil dari sebuah teks anekdot.
Pada bagian Inilah pembaca secara tersurat atau tersirat dapat mengambil pelajaran dari kisah yang diceritakan.
- Perhatikan contoh identifikasi struktur teks anekdot berikut ini!
Abstraksi
Setelah lulus dari ujian negara di Beijing, seorang pria muda ditunjuk sebagai pejabat pemerintahan ibu kota provinsi.
BACA JUGA : 14 CARA MUDAH MENINGKATKAN KECERDASAN OTAK SEHARI-HARI
Dia pergi untuk mengucapkan selamat tinggal kepada mentornya, seorang menteri pemerintahan senior.
Orientasi
"Bekerja di lokasi provinsi seperti itu tidaklah mudah. Kamu berhati-hati."
"Baiklah. Terima kasih bapak," kata anak muda itu.
"Mohon jangan khawatir. Saya telah menyiapkan seratus ungkapan semanis madu di benak saya. Kalau nanti saya bertemu dengan pejabat di sana, saya akan menggunakannya. Dia pasti akan senang."
Krisis
"Bagaimana kamu dapat melakukan hal itu?" tanya mentor itu dengan tidak senang.
"Kita adalah pria sejati. Kita mempunyai prinsip. Kita seharusnya tidak menggunakan sanjungan."
Reaksi
Sang murid menjawab, "Sayangnya, pada kenyataannya kebanyakan orang senang disanjung. Hanya beberapa pria yang benar-benar sejati seperti Anda yang tidak menyukai sanjungan"
Koda
"Mungkin kamu benar," mentornya mengangguk sambil tersenyum.
Kemudian pria ini menceritakan kejadian itu kepada temannya,
"Saya sudah menggunakan satu dari persedian saya."
"Sekarang saya masih memiliki sembilan puluh sembilan ungkapan yang tersisa."
-------------------------- Selesai --------------------------
Setelah melihat identifikasi tersebut, tentu Anda menjadi semakin paham akan Struktur Penyajian Teks anekdot.
Perlu diketahui dalam beberapa teks anekdot bagian abtrak dan orientasi bisa jadi berada dalam satu paragraf.
Hal itu karena pada dasarnya tahap abstrak dan priantasi merupakan satu kesatuan bagian cerita yang menggambarkan pengenalan dasar dari sebuah cerita yang diangkat.
C. Menulis Teks Anekdot dengan kaidah Bahasa yang Tepat
Pada umumnya sebuah teks anekdot ditulis berdasarkan Kejadian Nyata, anda pun dapat menulis teks anekdot berdasarkan pengalaman yang pernah kamu alami untuk memperkaya wawasan dan pemahaman mengenai wujud dan karakteristik teks anekdot, atau anda mencari dan membacanya dari berbagi sumber.
Pasalnya, banyak membaca akan meningkatkan kreasi imajinasi seseorang.
Untuk membuat sebuah teks anekdot yang baik, ada beberapa hal yang harus diperhatikan.
- Menentukan Tema Utama cerita yang akan ditulis.
- Menentukan satu Tokoh sentral yang akan menjadi tokoh utama dalam teks.
- Menggambarkan latar yang Real dan Logis.
- Menyusun Teks dengan kombinasi paragraf dan percakapan.
- Menyunting tanda baca dan ejaan sesuai EYD dan kadidah ke bahasaan yang berlaku.
Memahami ejaan dan kaidah kebahasaan yang berlaku sangat diperlukan dalam menulis semua jenis teks, tanpa terkecuali teks anekdot.
Penggunaan tanda baca yang atau struktur kalimat yang tidak sesuai dengan kaidah bisa jadi akan mengakibatkan sebuah teks menjadi sulit untuk dipahami.
BACA JUGA : 14 CARA MUDAH MENINGKATKAN KECERDASAN OTAK SEHARI-HARI
Akibatnya, tujuan yang ingin dicapai dalam sebuah teks menjadi tidak tercapai. Berikut ini beberapa kaidah bahasa yang harus dipahami untuk dapat menulis dengan baik.
1. Kalimat
Kalimat adalah satuan bahasa terkecil, baik lisan atau tulisan, yang mengungkapkan pikiran secara utuh. Kalimat secara lisan ditandai dengan naik dan turunnya suara, jada, dan intonasi.
Kalimat tertulis ditandai dengan pemakaian huruf kapital di awal kalimat dan diakhiri dengan tanda baca.
Kalimat bukanlah sebuah kumpulan acak dari beberapa kata, melainkan kumpulan kata yang tersusun dengan pola tertentu sesuai kaidah bahasa, Sistematika pola kalimat itulah, yang menyebabkan sekumpulan kata dapat dipahami maksud dan tujuannya, Unsur kalimat yang harus kita kenal dalam sebuah kalimat adalah subjek, predikat, objek, pelengkap, dan keterangan.
- Roti Ani makan (bukan kalimat)
- Ani makan roti. (kalimat)
Contoh (1) bukan merupakan kalimat karena tidak memenuhi struktur dan pola kalimat yang benar.
Kata-katanya tersusun secara acak, sehingga tidak memiliki makna yang padu.
Adapun pada contoh yang kedua, tampak ciri-ciri dan karakteristik yang dimiliki sebuah kalimat, yakni diawali dengan huruf kapital, disusun dengan pola kalimat yang benar (SPO), dan diakhiri dengan tanda baca.
2. Paragraf dan Letak Gagasan Utamanya
Paragraf adalah bagian bab dalam sebuah karangan yang mengandung satu ide pokok.
Sebuah paragraf terdiri dari satu kalimat utama dan beberapa kalimat penjelas, kalimat utama adalah kalimat yang mengandung gagasan utama.
Adapun yang dimaksud dengan Gagasan Utama adalah gagasan yang menjadi dasar pengembangan sebuah paragraf.
Gagasan utama menyatakan hal-hal umum yang merangkum keseluruhan gagasan dalam sebuah paragraf.
Kalimat utama tersebut akan diuraikan kembali secara detail melalui beberapa kalimat penjelas.
Dengan demikian, yang dimaksud kalimat penjelas adalah kalimat-kalimat yang mengandung gagasan penjelas dari sebuah gagasan utama.
Berdasarkan letak gagasan utamanya paragraf diklasifikasikan menjadi paragraf deduktif, paragraf induktif, dan paragraf campuran.
a. Paragraf Deduktif (Umum-Khusus)
Paragraf deduktif adalah paragraf yang letak gagasan utamanya berada di awal paragraf. Paragraf deduktif diawali dengan satu kalimat yang bersifat umum, kemudian diikuti kalimat-kalimat penjelas yang bersifat khusus. Skema paragraf deduktif adalah
b. Paragraf Induktif (Khusus-Umum)
Paragraf Induktif adalah paragraf yang letak gagasan utamanya berada di akhir paragraf. Paragraf induktif diawali dengan beberapa kalimat yang bersifat khusus, kemudian diikuti satu kalimat utama yang bersifat umum.
BACA JUGA : PENGERTIAN AKIDAH-DALIL
Kalimat utama dari sebuah paragraf induktif merupakan simpulan dari fakta-fakta khusus yang telah disampaikan sebelumnya. Skema paragraf induktif adalah sebagai berikut.
c. Paragraf Campuran
Paragraf Campuran memiliki dua karakteristik yang meliputinya.
- Pertama, disebut sebagai sebuah paragraf campuran jika semua kalimat dalam paragraf tersebut adalah kalimat utama.
- Kedua, disebut paragraf campuran pula jika kalimat utama sebuah paragraf berada di awal dan di akhir paragraf.
Pada karakteristik kedua ini, kalimat utama yang terletak di akhir paragraf merupakan penegasan atau pernyataan ulang dari kalimat utama yang terletak di awal paragraf.
Terkait dengan pengertia tersebut, kita dapat menggambarkan paragraf campuran dalam dua skema.
D. Merevisi Teks Anekdot sesual Kaldah Bahasa yang Tepat
Merevisi dapat disamaartikan dengan kegiatan menyunting. Menyunting merupakan kegiatan memeriksa kembali sebuah naskah atau hasil tulisan baik dari segi sistematika maupun kaidah kebahasaannya.
Sistematika mengacu pada struktur teks yang benar. Kaldah bahasa mengacu pada ejaan, pemakaian tanda baca, maupun konjungsi kalimat Konjungsi atau kata sambung adalah adalah kata tugas yang menghubungkan dua satuan bahasa yang sederajat.
Misalnya, kata dengan kata, frasa dengan frasa, atau klausa dengan klausa. Dipandang dari fungsi sintaksisnya, konjungsi dapat dikelompokkan menjadi empat.
1. Konjungsi Koordinatif
Konjungsi koordinatif adalah yang menghubungkan dua unsur kalimat yang sama pentingnya. Di antara konjungsi koordinatif adalah:
- Dan : penanda hubungan penambahan:
- serta : penanda hubungan pendampingan;
- atau : penanda hubungan pilihan;
- Tetapi : penanda hubungan perlawanan;
- melainkan : penanda hubungan perlawanan;
- padahal : penanda hubungan pertentangan;
- Walaupun : penanda hubungan pertentangan.
2. Konjungsi Korelatif
Konjungsi korelatif adalah konjungsi yang menghubungkan dua kata, frasa, atau klausa yang memiliki status sintaksis yang sama.
BACA JUGA : MATERI AKIDAH AKHLAK TENTANG KREATIF
Konjungsi korelatif terdiri atas dua bagian yang dipisahkan oleh satu kata, frasa, atau klausa yang dihubungkan. Berikut adalah contohnya.
- baik ... maupun ...
- bukan hanya ..., melainkan juga ...
- tidak hanya ..., tetapi juga ...
- entah ... entah
3. Konjungsi Subordinatif
Konjungsi subordinatif adalah konjungsi yang menghubungkan dua klausa atau lebih, dan klausa tersebut tidak memiliki struktur sintaksis yang sama.
Salah satu dari klausa itu merupakan anak kalimat Konjungsi subordinatif dikelompokkan menjadi 13 Kategori :
- Konjungsi subordinatif waktu, misalnya sejak, setelah, sedari.
- Konjungsi subordinatif syarat, misalnya jika, kalau, asalkan.
- KonjungsiKonjungsi subordinatif pengandalan, misalnya andaikan, seandainya, sekiranya.
- KonjungsiKonjungsi subordinatif tujuan, misalnya agar, supaya, blar.
- KonjungsiKonjungsi subordinatif konsesif, misalnya biarpun, meskipun, walaupun
- Konjungsi subordinatif pembandingan, misalnya seakan-akan, seperti, laksana.
- Konjungsionjungsi subordinatif sebab, misalnya sebab, karena, oleh karena.
- KonjungsiKonjungsi subordinatif hasil, misalnya sehingga, sampai-sampai, makanya.
- KonjungsiKonjungsi subordinatif alat, misalnya dengan, tanpa
- Konjungsi subordinatif cara, misalnya dengan tanpa..
- Konjungsi subordinatif komplementasi, misalnya bahwa
- Konjungsi subordinatif atributif, misalnya yang
- Konjungsi subordinatif perbandingan, misalnya sama ... dengan lebih ... dari.
4. Konjungsi Antarkalimat
Konjungsi antarkalimat adalah konjungsi yang menghubungkan satu kalimat dengan kalimat yang lainnya.
Contoh penggunaan konjungsi antarkalimat dapat dilihat pada kalimat berikut ini.
- Kami tidak sependapat dengan asumsi tersebut. Namun demikian, kami tidak menentangnya.
- Pak, Pak Darto terjangkit penyakit kencing manis. Selain itu, beliau juga mengidap tekanan darah tinggi.
- Keadaan, Keadaan kota memang sudah mulai aman. Akan tetapi, kita harus tetap waspada.
-- Contoh soal dan jawaban --
*Pilihan ganda
Ada seorang peternak sapi yang cukup berhasil dan punya beratus-ratus ekor sapi. Pada suatu hari, datanglah seorang petugas peternakan yang menyamar dan bertanya
"Setiap hari sapi-sapi ini Bapak beri makan apa?"
"Oh, saya beri makan rumput-rumput saja."
"Kalau begitu Bapak saya denda karena telah memberi makan sapi-sapi ini secara tidak layak. Bapak saya denda Rp2.000.000,00." kata si petugas.
Beberapa minggu kemudian petugas datang kembali dan menanyakan hal yang sama kepada si peternak
"Bapak beri makan apa sapi-sapi ini?" kata si petugas.
"Saya beri makan keju, hamburger, dan susu." jawab peternak sapi.
"Kalau begitu Bapak saya denda Rp3.000.000,00 karena memberi makan di luar batas sewajarnya!" kata si petugas.
Akhirnya, seminggu kemudian datang lagi si petugas menayakan hal yang sama Kepada si peternak.
"Bapak beri makan apa sapi-sapi ini?" tanya si petugas.
"Begini, Pak, setiap hari semua sapi-sapi ini saya beri uang masing-masing Rp3.000,00, terserah mereka mau makan di mana!"
BACA JUGA : MATERI AKIDAH AKHLAK KOMPETISI DALAM KEBAIKAN
Post a Comment for "Pengertian anekdot serta contoh soal"