Adab Membaca Al-Quran
1). Pengertian Membaca al-Qur’an
Membaca dalam bahasa Arab adalah qira’ah, ia merupakan bentuk masdar dari qara’a.
Kata al-Qur’an juga merupakan bentuk masdar kedua dari qara’a yang artinya memadukan atau mengumpulkan.
BACA JUGA : MATERI TENTANG ADAB BERDOA
Menurut sebagian ulama hal yang demikian itu karena al-Qur’an merupakan kumpulan dari kitab suci-kitab suci terdahulu bahkan merupakan muara dari seluruh ilmu pengetahuan.
Sementara dalam Kamus Bahasa Indonesia, Membaca berarti :
Melihat serta memahami isi dari apa yang tertulis, baik melisankannya atau hanya di dalam hati.
Dengan demikian membaca bukan hanya sekedar menyuarakan tetapi masuk juga di dalamnya tadabbur atau memahami dan mengkaji.
Sementara al-Qur’an secara terminologi berarti firman Allah Swt yang diturunkan kepada Nabi Muhammad Saw yang membacanya merupakan ibadah.
2). Perintah Membaca al-Qur’an
Allah SWT telah menurunkan al-Qur’an agar manusia membaca dan melakukan tadabur terhadapnya.
Kelebihan al-Qur’an dibandingkan dengan kitab suci lainnya adalah terpelihara keorisinalitasannya.
Oleh karena itu, Allah SWT memerintahkan manusia untuk membacanya, baik berdasarkan al-Qur'an atau Sunnah Nabi.
3). Adab Membaca al-Quran
Agar bacaan yang dibaca berkualitas dan khusu’, maka seorang muslim harus memperhatikan adab-adab membaca Al-Quran sebagai berikut:
a). Orang yang membacanya
Orang yang hendak membaca al Qur'an agar Berwudhu terlebih dahulu, dalam posisi sopan dan tenang dengan menghadap kiblat serta posisi kepala menunduk menghadap al-Quran.b). Ukuran bacaannya
Dalam membaca al-Quran khususnya yang terkait dengan banyak atau sedikitnya, maka hal tersebut dikembalikan kepada kebiasaan membaca masing-masing individu.
Di Kalangan sahabat nabi seperti Utsman bin Affan, Zaid bin Tsabit, Ibnu Mas’ud dan Ubay bin Ka’ab menghatamkan al-Quran 1 minggu sekali.
BACA JUGA : MATERI AKIDAH AKHLAK KOMPETISI DALAM KEBAIKAN
Sementara, Sofyan al-Tsauri menganjurkan agar dalam membaca al-Qur’an tidak kurang dari 100 ayat dalam setiap harinya.
c). Murattal
Disunahkan dalam membaca al-Quran dilakukan dengan murattal.
Membaca Murattal berarti membaca secara perlahan tidak serampangan dan tergesa-gesa.
Hal ini dimaksudkan agar hak-hak huruf al-Qur’an dari sisi makharij al huruf dan tajwidnya terpenuhi, Selain itu agar si pembaca dapat menghayati dan memahami maknanya dan inilah yang dimaksud dengan tadabbur ayat.
d). Menangis
Di dalam al-Qur’an banyak terkandung ayat-ayat tentang ancaman serta janji-janji Allah SWT, khusmusnya yang terkait dengan hari akhirat.
Sudah sepatutnya orang yang membaca al-Qur’an merenungi dan meresapi kandungan ayat-ayat tersebut sehingga secara tidak disengaja akan keluar dengan sendirinya cucuran air mata.
Hal inilah yang sesungguhnya akan membuat khusu’ di dalam membaca al-Qur’an.
e). Memperhatikan Hak-hak Ayat
Di antara adab membaca al-Qur’an adalah memperhatikan hak-hak ayat.
Hak-hak Ayat yang dimaksud di sini bukan terkait dengan makhraj atau tajwid karena hal tersebut sudah dibahas di atas.
BACA JUGA : MATERI LENGKAP AKIDAH AKHLAK TENTANG GHIBAH
Hal ini terkait dengan ayat-ayat sajadah, apabila seseorang membaca Ayat Sajadah, maka hendaklah ia tidak melanjutkan bacaan, melainkan ia melakukan sujud terlebih dahulu.
Demikian pula apabila seseorang mendengar ayat sajadah dilantunkan, maka sudah sebaiknya ia bersujud karena mendengar ayat tersebut.
f). Memulai Membaca al-Quran Dengan Ta’awudz
Dianjurkan bagi siapa saja yang hendak memulai membaca al-Qu’ran agar membaca Ta’awudz terlebih dahulu.
Hal ini karena di dalam bacaan ta’awudz terkandung permohonan perlindungan dari Setan yang terkutuk yang sering kali mengganggu bagi orang yang membacanya.
Selain itu apabila seseorang membaca Al-Qur’an lalu membaca ayat tentang tasbih, maka hendaknya ia bertasbih, apabila membaca tentang anjuran memohon ampun, maka hendaklah ia beristighfar dan berdoa.
Demikianlah seterusnya tergantung pada ayat yang yang bersangkutan agar khusu’ dalam membacanya.
g). Membaca Dengan Suara Lembut
Membaca dengan suara lembut dengan tidak keras atau nyaring sangat dianjurkan khususnya bagi orang yang mengkhawatirkan timbulnya Sifat Riya.
Sementara apabila tidak khawatir terjadi riya dan tidak mengganggu orang yang sedang shalat atau dalam rangka syiar agama, maka membaca dengan suara keras dianjurkan karena hal tersebut lebih membangkitkan semangat bagi pembacanya.
BACA JUGA : MATERI AKIDAH AKHLAK TENTANG NAMINAH
Selain itu ia bisa mengusir rasa kantuk dan meminimalisir sifat malas saat membacanya.
h). Membaca Dengan Suara yang Merdu dan Berurutan
Membaca Al-Qur’an dengan suara yang merdu tentu dianjurkan.
Kandungan Al-Qur’an dengan tata bahasa yang bagus apabila di kolaborasi dengan lantunan suara Al-Qur’an yang merdu tentu akan menambah Keindahan Al-Qur’an.
Dahulu para sahabat nabi apabila berkumpul, Rasulullah Saw akan memerintahkan salah seorang dari mereka yang memiliki suara bagus untuk membaca Al-Qur’an.
Post a Comment for "Adab Membaca Al-Quran"