Materi Akidah Akhlak Tentang Naminah
A). Pengertian Namimah
Secara etimologi Namimah (Adu Domba) berarti suara pelan atau gerakan.
Secara Terminologi :
Namimah adalah membuat perselisihan di antara pihak yang sebenarnya sepaham atau menarungkan pihak-pihak yang sesungguhnya sepaham melalui ucapan.
Menurut Al-Ghazali sesungguhnya namimah bersifat luas yaitu, dengan mengungkap sesuatu yang sesungguhnya tidak seharusnya diungkap sehingga menimbulkan percekcokan di antara pihak-pihak yang ada melalui ucapan, tulisan, perbuatan atau isyarat.
BACA JUGA : MATERI AKIDAH AKHLAK TENTANG FITNAH
Oleh karena itu bagi seorang muslim sebaiknya merahasiakan segala sesuatu yang ia lihat dari diri saudaranya kecuali apabila menceritakannya mengandung manfaat atau dalam rangka menolak perbuatan Maksiat seperti ketika seseorang melihat si A mengambil harta si B, maka ia cukup menjadi saksi saja dan menjaga hak si A.
Namimah atau mengadu domba haram hukumnya berdasarkan al Qur’an dan hadits nabi, dalam Al-Qur’an hal yang terkait dengan larangan mengadu domba terdapat dalam Surat al-Lumazah.
B). Hal-Hal Yang Diinginkan Dari Perbuatan Mengadu Domba
1). Menginginkan Citra Buruk melekat pada seseorang
Rasulullah SAW sangat membenci perbuatan mengadu domba dan pelakunya kelak akan mendapatkan siksa.
Tujuan seseorang melakukan perbuatan adu domba di antaranya karena si pengadu domba menginginkan seseorang memiliki citra negatif di tengah-tengah masyarakat.
Hal yang seharusnya ditutupi malahan dibicarakan kepada orang lain sehingga yang mendapat cerita memiliki asumsi buruk tentang sosok yang diceritakan, padahal agama sudah memerintahkan untuk menutupi aib saudaranya.
2). Menginginkan Citra Baik di mata seseorang
Orang yang mengadu domba terkadang menginginkan dirinya senantiasa baik di mata orang lain. Misalkan :
Si A akrab dengan si pengadu domba. Hanya saja si A memiliki musuh si B. Agar hubungan si pengadu domba tetap baik dengan si A, maka apa saja perilaku buruk si B diceritakan kepada si A. Dengan demikian si A akan senantiasa memiliki simpati kepada si pengadu domba.
Perbuatan adu domba atau Naminah di sini jelas sangat tercela karena membiarkan permusuhan terjadi antara si A dan si b terus terjadi bahkan semakin memperuncing masalah.
3). Memiiki Hobi mengadu domba orang lain
Di antara tujuan orang melakukan adu domba adalah karena hobi.
BACA JUGA : MATERI LENGKAP AKIDAH AKHLAK TENTANG GHIBAH
Seseorang yang tidak menginginkan adanya Kedamaian di lingkungannya, oleh karena itu ia selalu saja mempengaruhi si A misalnya agar bermusuhan dengan si B dengan menceritakan keburukan si B.
Demikian pula sebaliknya.
4). Berlebihan di dalam pembicaraan atau kebatilan
Dalam Berbicara sesungguhnya ada hal-hal yang memang patut dibicarakan, tetapi ada hal-hal yang tidak patut dibicarakan.
Dengan kata lain tidak semua yang kita tahu harus kita bicarakan, tetapi yang kita bicarakan kita harus tahu manfaat dan bahayanya, itulah barangkali prinsip yang harus dipegang.
Ada satu Pribahasa yang menyatakan :
"Keselamatan seseorang ada pada menjaga lisannya"
Dengan demikian tindakan berlebihan dalam berbicara atau kebatilan ini justru yang dapat menghantarkan pada terjadinya adu domba antar pihak-pihak yang semestinya menerapkan perdamaian.
5). Langkah-Langkah Mengantisipasi Namimah
Tindakan namimah atau mengadu domba pada umumnya terjadi di tengah masyarakat, oleh karena itu kita harus melakukan langkah-langkah agar terhindar dan tidak terjerumus di dalamnya :
- Pertama, Tidak segera mempercayai gosip.
Kabar burung atau gosip kerap beredar di masyarakat, agar tidak terperosok dan terprovokasi, maka tindakan yang harus dilakukan adalah tidak segera percaya kepada berita tersebut melainkan melakukan tabayun atau Klarifikasi.
- Kedua, Mencegah dan menasehati pembawa berita.
Amar ma’ruf dan Nahi munkar merupakan ajaran agama.
Sudah seharusnya sebagai seorang muslim memberanikan diri untuk mencegah dan memberi nasehat kepada orang-orang atau pihak-pihak yang terindikasi melakukan perbuatan namimah atau mengadu domba.
Dengan demikian sebaiknya pelaku namimah seharusnya dimarahi dan tidak dipercaya begitu saja perkataannya.
- Ketiga, Memiliki asas praduga tak bersalah
Sebagai seorang muslim tidak boleh begitu saja percaya terhadap berita yang belum jelas sumbernya, karena ketika ada seseorang membawa berita dengan menceritakan keburukan si A misalnya, maka hal pertama yang kita lakukan adalah berpegangan pada asas praduga tidak bersalah terlebih dahulu.
BACA JUGA : MATERI AKIDAH AKHLAK KOMPETISI DALAM KEBAIKAN
Post a Comment for "Materi Akidah Akhlak Tentang Naminah"